Sabtu, 20 Desember 2014

Pengantar Bisnis

KEWIRAKOPERASIAN

 

              Koperasi merupakan Badan Usaha yang didirikan dengan asas kekeluargaan dan memiliki tujuan mensejahterakan masyarakat pada umumnya dan kesejahteraan anggota pada khususnya. Seiring dengan berdirinya koperasi, memberikan dampak positif terhadap perekonomian di dunia, termasuk di Indonesia. Bahkan ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1998, koperasi ikut mengambil bagian untuk tetap menjadi Badan Usaha yang mmpertahankan eksistensi tujuannya bagi masyarakat tanpa tenggelam oleh   krisis moneter yang telah melanda Indonesia.

              Koperasi memiliki kendala dan resiko yang lebih kecil, dibanding dengan bentuk badan usaha lainnya yang berkecenderungan untuk mencari laba. Jadi banyak dikembangkan sebagai kekuatan ekonomi rakyat yang mudah tetapi dapat menjadi pondasi yang kuat dalam pembangunan. Seiring berjalannya waktu, di era globalisasi ini persaingan dalam perekonomian makin ketat, sehingga diperlukan jiwa-jiwa wirausaha dalam pembangunan koperasi agar tetap lestari dan  utuh.

 

A. KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURSHIP)

              Sebelum menjelaskan pengertian wirausaha dan wirausaha koperasi, perlu disampaikan istilah lain yang memiliki kedekatan dengan wirausaha, yaitu istilah wiraswasta.   Di dalam berbagai literatur dapat dilihat bahwa pengertian wiraswasta sama dengan wirausaha, demikian pula penggunaan istilah wirausaha seperti sama dengan wiraswasta.  Istilah wiraswasta disampaikan oleh Dr. Suparman Sumahamijaya sejak tahun 1967 melalui berbagai ceramah, beliau sangat menekankan peluang kelompok kreatif entrepreneur Indonesia untuk mengangkat bangsa Indonesia dari lembah kemiskinan.

             Istilah wiraswastawan ada yang menghubungkannya dengan istilah saudagar. Walaupun sama artinya dalam bahasa Sansekerta, tetapi maknanya berlainan. Wiraswasta terdiri atas tiga kata: wira, swa, dan sta, masing masing berarti; wira adalah manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan watak; swa artinya sendiri; dan sta artinya berdiri.  Adapun pengertian saudagar terdiri dari dua suku kata. Sau berarti seribu, dan dagar  artinya akal. Jadi, saudagar berarti seribu akal (Taufik Rashid, 1981).  Menurut Wasty Soemanto (1984) pengertian wiraswasta berarti keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri.

              Manusia wiraswasta, mempunyai kekuatan mental yang tinggi sehingga memungkinkan ia melompat dan meluncur maju ke depan di luar kemampuan rata rata, adakalanya wiraswastawan, tidak berpendidikan tinggi.  Lihatlah nama nama seperti Henry Ford, Thomas Edison, Philips, Krupp, Mitsui, Soichiro Honda,  Bahrudin, Pardede dan sebagainya.  Diantara mereka itu ada yang berasal dari kaum bangsawan, sarjana, tetapi kebanyakan termasuk orang yang tidak tinggi sekolahnya.

         Istilah wirausaha berasal dari kata entrepreneur (bahasa Perancis) yang diterjemahkan ke dalam bahasaInggeris dengan arti between taker atau gobetween.

              Pengertian Wirausaha lebih lengkap dinyatakan oleh Joseph Schumpeter adalah “Entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by introducing new products and services, by creating new forms of organization, or by exploiting new raw materials. (Bygrave, 1994: 1)”.  Jadi menurut Joseph Schumpeter Entreprenuer atau Wirausaha adalah orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada.

              Melihat uraian di atas, dan juga dalam berbagai tulisan/literatur tampak adanya pemakaian istilah saling bergantian antara wiraswasta dan wirausaha. Ada pandangan yang menyatakan bahwa wiraswasta sebagai pengganti dari istilah entrepreneur. Ada juga pandangan untuk istilah entrepreneur digunakanwirausaha, sedangkan untuk istilah entrepreneurship digunakan istilah kewirausahaan. Kesimpulannya ialah istilah wiraswasta sama saja dengan wirausaha, walaupun rumusannya berbedabeda tetapi isi dan, karakteristiknya sama.

 

B. KEWIRAKOPERASIAN                                                                               Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif, dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama. Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan :    

a)  Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif. Ini berarti   wirakop (orang yangmelaksanakan kewirakoperasian) harus mempunyai keinginan untuk memajukan   organsasi koperasi, baik itu usaha koperasi maupun usaha anggotanya. Usaha itu harus dilakukan secara   koperatif dalam arti setiap kegiatan usaha koperasi harus mementingkan kebutuhan anggotanya.                 

b) Tugas utama wirakop adalah mengambil prakarsa inovatif, artinya berusaha mencari, menemukan, dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama (Drucker, 1998, h.30). Bertindak inovatif tidak hanya dilakukan pada saat memulai usaha tetapi juga pada saat usaha itu berjalan, bahkan pada saat usaha koperasi berada dalam kemunduran.                 

c) Wirakop harus mempunyai keberanian mengambil resiko. Karna dunia penuh dengan ketidakpastian, sehingga hal-hal yang diharapkan kadang-kadang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu dalam menghadapi situasi semacam itu diperlukan seorang wirausaha yang mempunyai kemampuan mengambil resiko. Tentu saja pengambilan resiko ini dilakukan dengan perhitungan-perhitungan yang cermat.

d) Kegiatan wirakop harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, yaitu anggota sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan. Kepentingan anggota harus diutamakan agar anggota mau berpartisipasi aktif terhadap koperasi. Karena itu wirakop bertugas meningkatkan pelayanan dengan jalan menyediakan berbagai kebutuhan anggotanya.                                         

e) Tujuan utama setiap wirakop adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota koperasi dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Tugas seorang wirakop sebenarnya cukup berat karena banyak pihak yang berkepentingan di lingkungan koperasi, seperti anggota, perusahaan koperasi, karyawan, masyarakat di sekitarnya, dan lain-lain. Seorang wirakop terkadang dihadapkan pada masalah konflik kepentingan di antara masing-masing pihak.                                                    

f)  Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, menajer, birokrat yang berperan dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi. Keempat jenis wirakop ini tentunya mempunyai kebebasan bertindak dan insentif yang berbeda-beda yang selanjutnya menentukan tingkat efektivitas yang berbeda-beda pula.

C. WIRAUSAHA KOPERASI                                                                                                              Wirausaha koperasi adalah orang yang mempunyai kemampuan dan kemauan dalam inovasi atau mendapatkan strategi bagi pengembangan koperasi. Di atas pundak wirausaha koperasi diharapkan koperasi akan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantages) dari badan usaha lain yang menjadi saingannya. Sebenarnya competitive advatanges dapat diperoleh melalui strategic asset, reputation dan architecture koperasi, tetapi peranan wirakop dalam menciptakan inovasi lebih dominan dalam menciptakan competitive advantages.     Strategic asset adalah asset yang diperoleh melalui hak monopoli, lisensi, paten dan hak penguasaan lainnya yang umumnya diberikan oleh pemerintah. Perkembangan koperasi di Indonesia (khususnya KUD) pada umumnya diperoleh karena strategic asset, seperti kebijaksanaan pemerintah yang mengharuskan di wilayah kecamatan hanya terdapat satu KUD, ketentuan bidang ekonomi yang hanya boleh diusahakan oleh koperasi untuk tidak diusahakan oleh badan usaha lainnya, dan masih banyak ketentuan-ketentuan lain yang sebenarnya sangat menguntungkan bagi koperasi. Tetapi karena badan usaha lainnnya (BUMN dan Swasta) yang mempunyai modal cukup besar juga diberikan strategic asset maka kita tidak dapat mengharapkan koperasi memperoleh competitive advantages dari strategic aseet ini.   Demikian juga dengan reputation (nama baik), koperasi tidak akan memperoleh competitive advantages, karena sampai saat ini koperasi masih belum mempunyai reputasi yang baik di mata masyarakat. Bahkan banyak kritik-kritik tajam yang ditujukan pada koperasi, terutama karena koperasi yang dijadikan sebagai alat pembangunan belum mampu mengangkat masyarakat dari kemiskinan. Di samping itu banyak koperasi yang terpaksa gulung tikar karena tidak mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat.                                                   Competitive advantages juga bisa diperoleh dari arsitektur koperasi. Arsitektur koperasi didasarkan pada prinsip identitas (identity principles) yang menyatakan “anggota sebagai pemilik dan sebagai pelanggan”. Berdasarkan prinsip ini, anggota akan memasuki koperasi jika sesuai dengan kepentingannya. Tetapi jika tidak sesuai dengan kepentingannya, tidak akan ada artinya seseorang menjadi anggota koperasi. Kedudukan anggota dalam koperasi menjadi sangat kuat karena ia adalah sebagai pemilik dan sekaligus sebagai pelanggan.

D. FUNGSI KEWIRAKOPERASIAN                                

a) Kewirakoperasian Rutin                                                                                                                                           Kewirakoperasian rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha (koperasi), seperti produksi, pemasaran, personalia, keuangan, administrasi, dan lain-lain,. Progam-program telah disusun dan dilaksanakan. Tugas wirakop hanyalah meluruskan / mengendalikan sesuatu agar berjalan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.                                                                                                                                    Kewirausahaan rutin merupakan literature manajemen yang berfungsi sebagai pemecahan masalah. Oleh karena itu para wirausaha rutin dianggap sebagai seorang manajer yang berfungsi mengambil keputusan mengenai koordinasi alat-alat yang dimiliki. Manajer akan bertindak berdasarkan peluang yang diketahuinya, untuk kemudian mengelola faktor-faktor produksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.                   Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut :                            1).Kegiatan kewirakoperasian berhubungan dengan evaluasi dan koreksi bila terjadi                              misalokasi sumber daya. Tindakan ini disebut pemecahan masalah.                                              2).Manajer (wirakop) mempunyai informasi yang banyak tentang sumber daya, tujuan,                                     dan resiko yang dihadapi. Wirausaha dapat bertindak berdasarkan informasi yang                                        akurat mengenai sumber-sumber dan hasil akhir (tujuan), serta setiap keputusan telah                            mempertimbangkan resiko.                                                                                         3).Rendahnya tingkat ketidakpastian memungkinkan wirausaha (wirakop) mampu                                             memaksimumkan tujuan (misalnya memaksimumkan profit atau pengembangan  usaha para anggota               koperasi).

b) Kewirakoperasian Arbitrase                                                                                                                                      Arbitrase di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua kondisi yang berbeda dan keputusan itu memberikan peluang yang menguntungkan. Tugas utama dari wirakop dalam hal ini mencari peluang yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda. Misalnya ketidak sesuaian permintaan dan penawaran suatu pasar akan menciptakan peluang bagi seseorang (wirausaha) untuk membeli dengan murah dan menjual dengan mahal. Oleh karena itu, guna memperoleh keberhasilan dalam kondisi ini, wirakop harus mempunyai informasi yang banyak tentang lingkungan dan pasar yang hendak dituju dan memanfaatkan informasi ini untuk kemajuan koperasi.                                                                                       Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut:                                                                  1) Wirakop mempunyai informasi yang banyak tentang perbedaan harga barang-barang tertentu bila ia beli        saat ini dan dijual pada waktu yang akan datang.                                                                                     2) Inti kewirakoperasian terdiri dari penemuan dan pelaksanaan peluang yang menguntungkan yang sampai       saat ini belum dikenali dan direalisasikan. Peluang tersebut merupakan hasil ketidakseimbangan yang             disebabkan perbedaan permintaan dan penawaran.                                                                                   3) Kewirakoperasian  Inovatif                                                                                                                                       Inovatif berarti mencari, memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang baru. Wirakop yang inovatif berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan kondisi yang ada. Ia selalu berusaha mencari, menemukan dan memanfaatkan peluang yang diperoleh. Ia sangat diperlukan terutama pada kondisi di mana perusahaan (termasuk koperasi) mengalami stagnasi. Ia juga diperlukan oleh perusahaan atau koperasi yang menghadapi masalah ketidakpastian yang serius dalam lingkungan yang dinamis. Kewirakoperasian inovatif biasanya tidak menimbulakan masalah, artinya meskipun keuntungan yang diperoleh oleh innovator akan dikikis oleh para peniru, namun pengurangan keuntungan ini akan menyebabkan innovator memperkenalkan inovasi versi terbaru atau peluan gbaru, jadi kegiatan inovatif akan menghasilkan dorongan tertentu bagi kegiatan inovatif baru.

E. TIPE KEWIRAKOPERASIAN

a) Kewirakoperasian Anggota                                                                                                            Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakop bila ia mampu menemukan dan memanfaatkan peluang yang ada untuk pertumbuhan koperasi.  Tetapi kemungkinan ia sangat lemah mengingat  kebanyakan kemampuan anggota dalam inovasi masih sangat rendah, keterbatasan hak bertindak karena setiap tindakan harus memperhatikan anggota lainnya dan motivasi yang rendah. Anggota kopersi di Indonesia umumnya mempunyai tingkat pendidikan yang rendah sehingga tingkat kemampuan dalam menemukan sesuatu yang baru sangat terbatas. Disamping itu, kendatipun anggota mempunyai kemampuan yang tinggi tetapi motivasi untuk berprestasi di bidang koperasi akan menjadi sangat rendah sebab manfaat dari hasil inovasi anggota yang dinikmati hanya sebagian kecil oleh anggota yang bersangkutan dan sebagian besar dinikmati oeh anggota lainnya, anggota potensial atau bahkan para pesaing koperasi.

b) Kewirakoperasian Manajer                                                                                                               Pada koperasi yang mengangkat manajer sebagai pelaksana dan penanggung jawab kegiatan operasional, koperasi tentu sangat mengharapkan perubahan yang memberikan keuntungan. Tetapi kendala yang dihadapi oleh manajer adalah keterbatasan-kebebasan untuk bertindak. Keterbatasan ini karena manajer disamping dibebani peningkatan pertumbuhan usaha koperasi tetap juga dibebani peningkatan pelayanan terhadap anggotanya. Kedua hal tersebut kadang terjadi kontradiksi. Bila manajer menginginkan meningkatkan pertumbuhan koperasi, maka ia harus berorientasi ke pasar eksternal (melayani kebutuhan non anggota) dan ini berarti mengurangi nilai pelayanan terhadap anggotanya. Sebaliknya bila manajer menginginkan peningkatan pelayanan terhadap anggota (misal dengan memberikan harga pelayanan yang lebih rendah dibanding dengan harga pasar), maka ia tidak akan dapat meningkatkan pertumbuhan koperasi. Dalam kondisi seperti ini, kendatipun manajer mempunyai kemampuan dan motivasi yang tinggi untuk mengembangkan organisasi koperasi, tetap saja ia menghadapi hambatan yang besar yang harus dilewatinya.

c) Kewirakoperasian Birokrat                                                                                                           Birokrat adalah pihaknya secara tidak langsung berhubungan dengan pengembangan gerakan koperasi. Setiap kegiatannya memang diharapkan untuk memacu perkembangan koperasi. Tetapi untuk melaksanakannya, ia terbelenggu oleh aturan-aturan yang telah ditetapkan dan setiap turut campur, birokat tersebut dalam organisasi koperasi belum tentu sesuai dengan keinginan anggota koperasi. Dengan demikian, kendatipun mempunyai kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam mengembangkan koperasi, tetap saja kewirakoperasiannya terbatas.

d) Kewirakoperasian katalis                                                                                                                Katalis disini diartikan sebagai pihak yang berkompeten terhadap pengembangan koperasi kendatipun ia tidak mempunyai hubungan langsung dengan organisasi koperasi. Para katalis ini jelas mempunyai kemampuan yang tinggi dan motivasi yang tinggi kendatipun insentif yang diterimanya kadang-kadang kecil. Di samping itu ia juga mempunyai kebebasan bertindak karena ia berada di luar organisasi koperasi dan tidak terikat oleh aturan-aturan organisasi tersebut. Seorang katalis biasanya adalah seorang Altruis, yaitu orang yang mementingkan kebutuhan orang lain. Dalam konteks ini, pada dasarnya seorang katalislah yang mempunyai kemampuan dalam membantu pertumbuhan gerakan koperasi.

F. TUGAS KEWIRAKOPERSIAN                                                                                        Tugas kewirakoperasian adalah menciptakan keunggulan bersaing koperasi di banding dengan organisasi usaha pesaingnya. Keunggulan tersebut dapat diperoleh melalui :

a. Mendudukan Koperasi Sebagai Penguasa yang Kuat di Pasar                                                             Bila para petani membentuk koperasi maka koperasi tersebut mempunyai kedudukan yang kuat di pasar. Bila masing – masing koperasi primer yang anggotanya para petani membentuk koperasi ditingkat atasnya (koperasi sekunder) maka koperasi yang terbentuk akan mempunyai posisi yang kuat dipasar yang lebih luas. Demikian seterusnya, bila antarkoperasi sekunder membentuk koperasi tersier dan antarkoperasi tersier embentuk koperasi ditingkat atasnya lagi, maka koperasi akan mempunyai kedudukan yang kuat dalam pasar yang sangat luas. Dengan kata lain kekuatan dalam penawaran dipasar dapat diperoleh melalui investigasi vertikal ke hulu atau ke hilir. Integrasi vertikal ini sangat dimungkinkan bagi koperasi karena para petani anggota koperasi menguasai input / bahan baku untuk keperluan produksi ditingkat atasnya.Tugas kewirakoperasian dalam hal ini adalah meningkatkan efisiensi koperasi melalui integrasi vertikal                   b. Kemampuan  Dalam Mereduksi Biaya Transaksi                                                                                       Tugas wirakop yang kedua ini adalah menekan biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya di luar biaya produksi yang timbul karena adanya transaksi - transaksi, seperti biaya pencarian informasi, biaya kontrak, biaya monitoring kontrak, biaya legal jika kotrak dilanggar, dan biaya resiko yang mungkin timbul sebagai akibat terjadinya transaksi.Kemungkinan menekan biaya transaksi pada koperasi dapat dilakukan karena:        1) Informasi yang berguna untuk pengembangan koperasi banyak tersebar luas diantara                                    para anggotanya,                                                                                                                                     2) Kontrak antara anggota dengan koperasinya tidak perlu dilakukan karena anggota                                       adalah pemilik koperasi,                                                                                                                           3) Terdapatnya control social dalam koperasi tidak perlu manajemen mengeluarkan                                           biaya monitoring dalam jumlah yang besar,                                                                                               4)  Resiko ketidakpastian dapat mudah direduksi karena ada pasar internal koperasi.

c. Pemanfaatan Interlinkage Market                                                                                                                         Interlinkage market adalah hubungan transaksi antarpelaku ekonomi dipasar. Seorang produsen membutuhkan input dari penghasil input (rumah tangga konsumen) dan membutuhkan modal dari pembeli kredit. Bila produsen menghasilkan pendapatan itu akan digunakan untuk membeli input, membayar utang dan mungkin ditabung. Bila penghasil input membentuk koperasi, misalnya kopersi penjualan, para produsen membentuk koperasi produsen dan para pemberi kredit mendirikan koperasi simpan pinjam, maka transaksi antar koperasi penjualan dengan koperasi produsen, koperasi penjualan dengan hasil simpan pinjam dan koperasi produsen dengan hasil simpan pinjam akan dapat mengurangi biaya transaksi tersebut karena koperasi akan terhindar dari sistem ijon dan rentenir. Kemungkinan ini bias diraih mengingat misi koperasi tidak sepenuhnya memperoleh keuntungan yang banyak tetapi juga mempunyai misi social.                                      Tugas wirakop dalam hal ini menciptakan kerjasama rentenir. Tugas wirakop dalam hal ini menciptakan kerjasama rentenir. Tugas wirakop dalam hal ini menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan diantara pelaku dalam interlinkage market tersebut.

d. Pemanfaatan Trust Capital                                                                                                                                     Trust capital secara dengan sederhana di artikan sebagai pengumpulan modal. Hal ini dimungkinkan terjadi pada koperasi karena usaha yang tadinya dilakukan sendiri-sendiri oleh para anggotanya sekarang di kelola secara bersama-sama dengan anggota lainnya.semakin banyak anggota semakin besar modal yang dapat dikumpulkan dan semakin kuat kedudukan modal usaha koperasi sehingga kemampuan koperasi dalam bersaing dengan pesaingnya semakin kuat.                                                                                                   Tugas wirakop dengan hal ini adalah mengelola modal tersebut secara efisien dan meningkatkan peranan anggota dalam meningkatkan partisipasi intensif dalam pemanfaatan jasa pelayanan koperas dan partisipasi kontributif dalam pembentukan pemodalan  yang baru.

e. Pengendalian Ketidakpastian                                                                                                                               Upaya pengendalian ketidakpastian sangat dimungkinkan mengingat adanya pasar internal pada koperasi. Kalaupun ada kerugian karena muncul resiko dalam kegiatan operasionalnya, maka resiko ini akan ditanggung bersama-sama, sehingga biaya resiko peranggota menjadi rendah.                                                             Koperasi adalah milik anggota  dan anggota memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh koperasinya. Oleh karena koperasi milik anggota maka secara rasional tidak mungkin para anggota akan merugikan koperasinya sendiri dalam melaksanakan transaksinya. Hanya saja bisa  terjadi jika koperasi memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan  anggotanya.                                                                                            Tugas wirakop dalam hal ini adalah meningkatkan pelayanan terhadap anggotanya dengan jalan menyediakan barang - barang atau jasa - jasa yang dibutuhkan oleh anggotanya.

f. Penciptaan Inovasi                                                                                                                                            Inovasi pada koperasi sangat dimungkinkan mengingat banyak yang berkompeten terhadap pertumbuhan koperasi. Tugas wirakop dalam hal ini menciptakan inovasi-inovasi baru yang menguntungkan bagi koperasi dan anggotanya. Inovasi-inovasi yang berasal  dari anggota atau manajer sangat diperlukan oleh koperasi terutama pada saat koperasi mengalami stagnasi. Untuk membangkitkan kembali koperasi dari kelesuan diperlukan wirakop-wirakop yang altruistis dan andal. Dikatakan altruistis karena seorang wirakop harus lebih memilih mementingkan kepentingan orang lain disbanding dirinya. Sedangkan wirakop yang andal sangat diperlukan karena koperasi mempunyai dua misi seperti yang dikemukakan di atas.

g. Pengembangan Manfaat Partisipasi                                                                                                                      Keunggulan koperasi dapat diperoleh melalui partisipasi baik partisipasi kontributif dalam penyerahan keuangan dan pengembalian keputusan, maupun partisipasi intensif dalam  hal pemanfaatan pelayanan koperasi. Tentu saja bila partipasi intensif mengalami peningkatan, partisipasi kontributif dalam hal penyerahan keuangan juga akan meningkat. Tugas wirakop dalam hal ini adalah meningkatkan partisipasi intensif para anggota koperasi dengan jalan menyediakan pelayanan yang dibutuhkan anggotanya.

h. Menciptakan Economies of Scale Economies of Scale adalah penghematan pada koperasi yang ditimbulkan oleh penambahan kapasitas produksi. Penghematan tersebut sangat dimungkinkan karena penambahan anggota berarti bertambahnya kapasitas produksi di koperasi, kebutuhan bahan baku bertambah, dan koperasi dapat membeli bahan dalam jumlah besar. Pembelian dalam jumlah besar akan menurunkan harga per unit bahan, sehingga biaya per unit output pada akhirnya dapat ditekan.                                                                                                                             Tugas wirakop adalah menciptakan economies of scale dan mengendalikan produksi pada tingkat produksi yang optimal. Produksi dicapai pada saat koperasi berproduksi dengan biaya rata-rata jangka panjang yang paling rendah.

G. SIFAT-SIFAT WIRAUSAHA/ WIRAKOPERASI                                                           Terdapat beberapa permasalahan yang harus diketahui oleh seorang wirausaha/ wirakoperasi, yang berkiatan dengan kegiatan usaha, yaitu :                                                                    (1) Masalah internal, yaitu masalah yang berkaitan dengan  kemampuan teknis manajemen usaha, seperti aspek pasar, aspek produksi, aspek organisasi, aspek SDM, aspek legalitas, aspek akses informasi, aspek permodalan, dsb;                                                                                             (2) Masalah eksternal biasanya meliputi keterbatasan memperoleh  akses informasi yang mendukung usaha, kebijakan pemerintah, persaingan, ketergantungan dengan pedagang besar, akses untuk memperoleh kredit, lokasi usaha, tenaga kerja terampil, lingkungan usaha, dsb.               Berkaitan dengan permasalahan tersebut, sebuah LSM besar di Jerman, GTZ, menetapkan bahwa dalam setiap diri manusia terdapat karakteristik yang melekat yang berkaitan dengan kewirausahaan, yaitu :                                                                                                        (i)    Kemampuan Pencarian peluang;                                                                                             (ii)   Seberapa besar kegigihan dan ketekunan                                                                    (iii)  Bagaimana ketaatan terhadap kontrak kerja                                                                        (iv)  Bagaimana mengukur kemampuan diri terhadap kualitas produk dan efisiensi                (v)   Kemampuan dan pandangan terhadap resiko                                                                 (vi)  Bagaimana kita melakukan penetapan tujuan                                                             (vii) Bagaimana kemampuan mencari informasi                                                                    (viii)Seberapa besar kepercayaan diri yang dimiliki                                                    (ix)  Kemampuan dalam mencari informasi                                                                              (x)   Penciptaan jaringan kerja.                                                                                                         Seorang wirausaha harus mampu melihat ke depan.  Melihat ke depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berfikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya.                                                                                                     Dari berbagai penelitian di Amerika Serikat, untuk menjadi wirausahawan, seseorang harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Ciri-ciri

Watak

*    Percaya diri                                  

-  Kepercayaan (keteguhan)

 

-  Ketidaktergantungan, kepribadian mantap

-  Optimisme

*    Berorientasi tugas dan hasil        

-  Kebutuhan atau haus akan prestasi

 

-  Berorientasi laba atau hasil

-  Tekun dan tabah

-  Tekat, kerja keras, motivasi

-  Penuh inisiatif

-  Mampu mengambil resiko

*    Pengambil resiko                         

-  Suka pada tantangan

 

-  Mampu memimpin

*    Kepemimpinan                             

-  Dapat bergaul dengan orang lain

 

-  Menanggapi saran dan kritik

-  Inovatif (pembaharu)

*    Keorsinilan                                   

-  Kreatif

 

-  Fleksibel

-  Banyak sumber

-  Serba bisa

-  Mengetahui banyak

*    Berorientasi ke masa depan

-  Pandangan ke depan, Perspektif

                                                                                                                           H. PRASYARAT KEBERHASILAN WIRAUSAHA KOPERASI             Koperasi sebagai unit usaha yang bergerak di bidang ekonomi dan sosial pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama yaitu membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang merupakan sasaran utama pembangunan ekonomi.                                                                  Pembangunan ekonomi itu sendiri diarahkan pada penigkatan produktivitas dan pendapatan masyarakat.  Perubahan tingkat produktivitas dan pendapat ini hanya mungkin dicapai bila faktor-faktor produksi yang ada dikombinasikan dengan cara baru, artinya mengubah fungsi produksi ekonomi mikro. Perubahan yang meningkatkan produktivitas hanya dapat dilakukan melalui dua jalan (Ropke, 1985, hlm.30), yaitu :                                                                    1.  Melalui kegiatan inovatif (penciptaan pengetahuan baru dan penerapannya)                                2. Melalui kegiatan peningkatan kegiatan kerja (berprestasi lebih banyak dalam satuan waktu kerja tetap dan waktu kerja diperpanjang).                                                                         Masing-masing kemungkinan itu merupakan syarat yang memadai dan perlu bagi pertumbuhan ekonomi. Kemungkinan pertama berkaitan dengan kenaikan pendapatan per kaita oleh sebab adanya peralihan ke arah penggunaan teknologi yang produktif, pembuatan dan penyebaran barang-barang baru struktur organisasi yang baru dan keterampilan baru. Sedangkan kemungkinan kedua secara implisit terkandung dalam tipe inovasi ala Scumpeter tentang proses kegiatan kerja yang meliputi :                                                                                                                   1. Pembuatan serta pemapanan produk-produk baru atau mutu produk yang baru                            2. Penggunaan metode produksi baru                                                                                                  3. Menciptakan tata laksanan baru di bidang industri                                                                       4. Pembuatan prasarana baru dan,                                                                                                       5. Pencairan sumber pembelian baru Hakikat dari fungsi wirausaha (termasuk wirakop) adalah melihat dan menerapkan kemungkinan-kemungkinan baru di bidang ekonomi.                                            Fungsi ini disebut fungsi inovatif. Secara subtansi dan organisatoris, fungsi inovatif dapat dijabarkan dalam berbagai kegiatan, seperti :                                                                       1. Mengenail keuntungan atau manfaat (benefit) dari kombinasi-kombinasi baru                                  2. Evaluasi keuntungan (benefit) yang terkandung dalam kombinasi baru itu                         3. Pembiayaan                                                                                                                                   4. Teknologi, perencanaan dan pembangunan tempat-tempat produksi                                   5. Pengadaan, pendidikan dan memimpin tenaga kerja                                                               6. Negosiasi dengan pemerintah/badan resmi yang berwenang                                                        7. Negosiasi dengan pemasok dan pelanggan.                                                                                   Dalam melaksanakan fungsi-fungsi tersebut seorang wira koperasi dihadapkan pada kendala sebagai berikut :                                                                                                                    1.Kemungkinan bertindak inovatif tidak selalu merupakan kemungkinan yang diijinkan menurut hukum. Jadi inovator tidak mempunyai hak untuk menerapkan tidakan inovatif                         2.Kemungkinan inovatif yang diperbolehkan harus ditemukan dan kemudian dilaksanakan penerapannya. Untuk itu diperlukan kemampuan (kompetensi) baik personal maupun organisatoris.                                                                                                                                               3.Kalaupun kemungkinan inovasi tertentu tidak terlarang dan masih dalam rangka kesanggupan seseorang atau kelompok, maka perseorangan atau kelompok itu perlu memiliki motivasi untuk menerapkan inovasi itu.                                                                                                                           Muncul suatu pertanyaan, apakah tugas wira koperasi untuk mengembangkan koperasi.  Jawabannya sangat sederhana yaitu menciptakan keunggulan komparatif koperasi bagi anggotanya, tetapi untuk merealisasikan hal ini akan sangat sulit dicapai karena selain diperlukan syarat tertentu bagi seorang WUK, juga harus inovatif. Tindakan inovative(I) WUK merupakan fungsi dari hak bertindak (Property Right= PR), kesanggupan atau kemampuan (Competency = C), dan kemauan (Motivation = M).

Rounded Rectangle: I = f ( PR, C, M)

     

 

              Sering muncul permasalahan, bahwa tidak mudah bagi wirausaha koperasi memperhatikan ketiga faktor tersebut, sebab sering membatasi gerak langkah wirausaha koperasi dalam merealisasikan peluang yang ada dalam koperasi, untuk menciptakan keunggulan komparatif.  Ketiga faktor penentu keberhasilan inovasi seorang wirausaha koperasi dijelaskan sebagai berikut :                                                                                                                         1. Hak Bertindak Hak bertindak merupakan kemungkinan bertindak dalam kelompok-kelompok yang tidak terlarang yang meliputi berbagai pembatasan normatif terhadap tindakan disamping peraturan-peraturan hukum abstrak yang dikodifikasikan, juga nilai-nilai sosial budaya, etika, agama, ketentuan-ketentuan konkret dan peraturan-peraturan pihak pengemban kekuasaan politik. Bila diterjemahkan ke dalam bahasa ekonomi, hak bertindak yang terlarang bertalian dengan biaya dan keuntungan tetentu.  Hak yang mempengaruhi nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaannya. Perubahan hak bertindak selalu mencakup pembagian baru arus manfaat yang bertalian dengan kemungkinan tertentu dan dengan demikian berarti juga pembagian sumber ekonomi baru.                                                                                                          2. Kemampuan (Kompetensi) Keberhasilan penerapan kombinasi-kombinasi baru dalam satu periode tertentu akan berrtalian dengan peningkatan kemampuan personal dan organisatoris.  Kecenderungan individu atau organisasi untuk meningkatkan kemampuannya, sangat tergantung dari rangsangan ekonomis dan harapan untuk dapat menerapkan peningkatan kemampuannya ke dalam tindakan-tindakan inovatif yang nyata. Dengan demikian hak bertindak juga mempengaruhi orang-orang untuk meningkatkan kemampuannya yang kalau dilihat dalam jangka panjang menjadi dasar yang menentukan potensi ekonomi.                                                          3. Motivasi Untuk Berprestasi.  Motivasi menyebabkan suatu peristiwa mempunyai nilai, baik nilai positif maupun yang negatif. Segala aspek yang ada kaitannya dengan motivasi dalam situasi yang dialami akan mengandung kadar tuntutan. Kadar tuntutan yang ditimbulkan oleh situasi memberikan motivasi untuk melakukan tindakan tertentu. Msalnya seseorang terdorong untuk melakukan suatu kegiatan karena ada insentif yang diterima atas kegiatan tersebut. Semakin tinggi insentif yang diterima akan semakin besar motivasi untuk melaksanakan suatu tidakan.                                                                         

I. PRINSIP-PRINSIP INOVASI KEWIRAUSAHAAN KOPERASI                         Prinsip-prinsip Inovasi kewirausahaan koperasi adalah sebagai berikut :                        a. Inovasi harus mempunyai tujuan dan sistematis yang dimulai dengan menganalisis peluang. Semua sumber peluang inovatif harus dianalisis dan di telaah dengan sistematis,tidak cukup hanya memperhatikan saja. Pencahariannya harus di organisir dan harus dikerjakan dengan cara-cara yang lazim dan sistematis.                                                                                                       b. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual. Oleh karena itu, inovator harus pergi keluar untuk melihat-ihat, bertanya dan mendengarkan, misalnya memperhatikan para pelanggan atau para pemakai dan kemudian mempelajari harapan mereka, nilai-nilai dan kebutuhannya.                     c. Agar efektif, sebuah inovasi harus sederhana dan harus difokuskan.  Jika tidak sederhana inovasi tidak akan berjalan. Segala sesuatu yang baru akan menyebabkan kesulitan, kalau terlalu rumit maka tidak akan dapat diatur dan diperbaiki.                                                                             d. Inovasi yang efektif harus dimulai dari kecil, tidak perlu muluk-muluk dan cobalah melakukan sesuatu yang khas.                                                                                                                                  e. Inovasi yang berhasil harus mengarah pada kepemimpinan, artinya semua strategi yang mengarah pada pemanfaatan sebuah inovasi, harus memperoleh kepemimpinan dalam lingkungan tertentu.  Jika tidak, maka semua strategi itu hanya akan menciptakan peluang bagi persaingan belaka.                                                                                                                                f. Jangan berlagak pintar, inovasi harus ditangani oleh manusia biasa.  Bagaimanapun ketidakmampuan merupakan satu-satunya faktor yang sangat menguntungkan.  Sesuatu yang menganggap terlalu pintar, apakah dalam rancangan atau pelaksanaan, hampir pasti akan menemui kegagalan.                                                                                                                            g. Jangan mencoba mengerjakan terlalu banyak perkerjaan sekaligus.  Inovasi yang menyimpang dari intinya akan cenderung buyar.  Ia akan tetap tinggal gagasan dan tak akan menjadi inovasi. h. Jangan coba-coba melakukan inovasi bagi masa depan.  Lakukan inovasi masa sekarang sebab dimasa yang akan datang kita akan menemui peluang-peluang yang baru yang lebih baik dari pada sekarang.                                                                                                                                      i.  Harus diingat bahwa inovasi adalah karya.  Inovasi menghendaki pengetahuan dan kepintaran, bakat, kelihaian, kepekaan, ketekunan, dan keuletan.                                                            j. Agar berhasil, seorang inovator harus membina kekuatannya, inovasi yang berhasil harus melihat peluang dalan jajaran yang luas.  Tetapi dalam inovasi akan lebih penting membina kekuatan mengingat risiko yang dihasilkannya adalah untuk kemampuan dan prestasi.                    k. Harus diingat, inovasi adalah dampak dalam perkonomian dan masyarakat.  Oleh karena itu, inovasi harus senantiasa dekat dengan pasar, tertuju kepasar dan harus benar-benar digerakkan oleh pasar.